Rabu, 13 September 2017

Pesan 5 larik

Mentari terbakar cemburu
Rembulan menangis karena rindu
Bumi gelap kelabu
Langit tertawa membisu 
Semua ini karenamu  


Karya : Mahmud 

Salam kenal

Enak sekali kau berkata
Tapi kau tak tahu apa-apa
Yang kau lihat hanya di muka
Tapi tak tahu bagaimana rasa

Hey kawan jangan kau berdusta
Ucapanmu omong kosong belaka
Jika kau tahu apa yang kurasa
Pasti kau diam bungkam semua kata

Jika kau masih melihatku dari sampul matamu
Maka kau belum kenal siapa aku
Karena kau tak tahu
Siapa kawan dan siapa lawanmu


Karya : Mahmud 

Kasih sayang air dan mentari

 Mawar tanpa air
Akan layu
Begitu juga cinta

Cinta tanpa kasih sayang akan mati
Tapi butuh mentari
Untuk fotosintesis

Begitu juga saya
Membutuhkanmu untuk mekar 

Karya : Mahmud 

Selimut Nabi Dalam Parkiran Imam Mahdi

seandainya kau mengerti bagaimana kesepianku
menuntut ilmu tanpa arti kehidupan
seandainya kau tahu keadaan diriku
karena diriku terjajah dalam sistem kebodohan

dalam nyanyian bisu
suaraku bergema merdu
berteriak merdeka
dalam keraharjaan di negaraku

berada di surga kumerindu
dan kuminum air tuba dalam darah hambamu
kurasakan bagai madu
namun teracuni dusta setiap kata
dalam bait puisi bertemakan cinta

ooh Tuhan
Kau ciptakan bidadari berselimut nabi
Terkaparlah daku  di parkiran Imam Mahdi
karena terpana senyuman manis bagai madu
tersaji di lesung pipi hambamu
yang kucandu disetiap kali bertemu
samapai namanya selalu berirama dalam doa

sujud terakhirku disetiap 5 waktu 

Karya : Mahmud 

Sampaikan rinduku untuk malam

Malam telah hilang ditelan gelap alam. 
Wahai alam sampaikan rinduku untuk malam. 
Wahai malam balas rinduku biar kubisa tidur dikini malam. 
Wahai rinduku sipa yang kurindukan dimalam-malam. 
Wahai malam siapa kau? 
Kumenunggumu malam 
Agar kutak lagi tenggelam 
Karena kusudah belajar menyelam. 
Asal jangan kau ingatkan daku dengan masa-masa yang silam. 
Kuingin tidur dipelukan hangatmu malam. 

Selamat malam wahai malam.  

Karya : Mahmud 

Senyuman kawan baruku Eca namanya

Pertama kali kumelihatmu
Didepan kontrakan kawanku
Dirimu diam dingin bagai salju
Yang turun dari langit biru

Hari ini berkenalan denganmu
Ternyata sungguh menawan parasmu.
Hampai kumabuk dalam petikan gitar
Yang menghiasi setiap senyuman
Tanpa keraguan dalam hatimu.

Pantang menyerah meski tangan bergetar dan basah
Petikan gitar bersenandung senja
Dibelai oleh tangan yang lembut
senyuman manja
bermain dan bernyanyi bersama
sampai lembayung sambut sang bulan
tanpa gerhana
tak ada kata pasrah meski bengkak di tangan walau tak berdarah
semoga hari ini esok dan selamanya
dapat menjadi kenangan yang indah. 

Karya : Mahmud  

malam gila

malam ini gila.
Saya dibuat mabuk olehnya.
Rindu dalam dada yang menyesakanku.
Sakit jiwaku terpeluk cita yang memabukan.
Ohh gila.
Sungguh terbawa perasaanku hingga menggetarkan raga.
Dan merubah pikiran menjadi rasa.
Sampai waktu tak bisa menjanjikan jawaban yang dipahami logika.

Sungguh malam yang gila. 

Karya : Mahmud 

Memori

Ketika air mata menetes 
Karena hati luka tergores 
Oleh rasa yang begitu dalam 
Karena taksanggup lagi nurani tenggelam. 

Tersimpan sebuah kenangan yang berkunag-kunang 
Sampai air mata dalam kelopak berlinang. 
Bendunganpun taksanggup menahan air mata yang mengalir kepipi 
Dan menjadi samudra yang menutupi senyuman bibir yang bersemi. 
Kusebut kisah ini tragedi 
Karena luka ini akan tersimpan abadi 
Dalam memori historis yang pernah terjadi 
Akan teringat dikemedian hari.

Karya : Mahmud 

Anaphora yang

Yang kurindu merindukan orang lain.
Yang kusayang menyayangi orang lain.
Yang kupikirkan memikirkan orang lain.
Yang kukenal mengenal orang lain.
Yang kucintai mencintai orang lain.
Yang kutunggu menunggu orang lain.
Kugantikan dia denganmu namun
dirimu tetap menyusun kaca pecah itu meski berdarah.
Percuma.

karya : Mahmud 

PUSPA

Hati yang gelap adalah hati dimana di dalamnya tidak ada pemilik hati.  Dalam hatiku ada 99 Asma-Nya yang terwujud. Namun masih ada celah ko...