Minggu, 15 Oktober 2017

Diksi untuk Anzjani

Malam hari kulepas kenikmatan rindu
Bersamamu
Dengan cheat whatsapp pribadiku
Dan kau jawab dengan “ridu diksiku”.
Lalu ku susun diksi yang tersimpan dihati

Kau rindu kata-kataku.
Kapan kau merindukan aku?
Ku mencarimu hanya untuk rinduku.
Tapi kapan kau mencariku untuk rindumu?
Ku takan bosan merangkai kata untukmu.
Tapi satu rangkaian yang kutunggu.
Itu merangkai hidup bersamamu.

Kenangan bersamamu saat.
Partamakali ku bertemu.
dikala hujan dimalam itu.
Sampai rasa sayang tumbuh.
Yang sekarang takunjung sembuh.
Bahkan dikala malam-malam hujan, penyakit itu kambuh.

Tapi kini kau jauh.
Ku tak bisa berjalan berlari menanti setiap hari.
Hingga pedih lara menemani sepanjang hari.
Karena terbawa emosi rasa rindu disanubari.
Yang ingin bertemu bidadari dikala hujan dimalam-malam hari.

Diksiku takan semena-mena ku untaikan untukmu.
Diksiku bukan sembarang diksi.
Tapi ungkapan hatiku didalam sanubari yang tak akan kau mengerti hingga tak terdefinisi arti.
Karena hanya hati yang dapat memahami.

Kau yang mengawali kisah ini dan kau yang mengakhiri tragedi.
Hingga hak asasiku kau kebiri. Didalam sandiwara hidup di kerak bumi.
Yang tak berarti ketika Anzjani pergi.
Kini hanya  waktu yang kau berikan,
yaitu menanti. Dan ini semua rangkaian diksi-diksi untuk Anzjani. 

Pelaku pekarya : Mahmud 


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

PUSPA

Hati yang gelap adalah hati dimana di dalamnya tidak ada pemilik hati.  Dalam hatiku ada 99 Asma-Nya yang terwujud. Namun masih ada celah ko...