Aku bagaikan ilalang yang tertiup angin.
Kemana angin lewat disana ilalang mengikuti arah kemana angin berhembus pergi.
namun ilalang selalu terabaikan oleh angin
meskipun ilalang selalu menyapa dan berdiri.
Tapi angin mengabaikan
pergi tanpa permisi.
Maka akulah Mahmud dan engkaula imajinasi
pelaku pekarya : Mahmud
Senin, 29 Oktober 2018
Lupa caraya rindu
Ada apa denganku.
Sampai aku lupa jarak dan waktu.
Karena satu tujuanku yaitu menemuimu.
Tak peduli berapa lama aku menunggu.
Karena ingin mengobati rindu.
Aku tidak menyadari kalau rasa itu masih ada.
Aku kira sudah tertelan nestapa.
Ternyata aku masih merasakan cinta.
Bukan sebatas kata tapi aku laksanakan dengan tindakan yang nyata.
Namun kenapa kini aku kecewa.
Karena aku tidak bisa mengobati rindu yang sudah bergelora.
Disanalah aku menunggumu namun tetap saja aku tidak bertemu.
Jangan sampai aku lupa caranya rindu dan
jangan sampai cintaku terbakar menjadi abu.
pelaku pekarya : Mahmud
Sampai aku lupa jarak dan waktu.
Karena satu tujuanku yaitu menemuimu.
Tak peduli berapa lama aku menunggu.
Karena ingin mengobati rindu.
Aku tidak menyadari kalau rasa itu masih ada.
Aku kira sudah tertelan nestapa.
Ternyata aku masih merasakan cinta.
Bukan sebatas kata tapi aku laksanakan dengan tindakan yang nyata.
Namun kenapa kini aku kecewa.
Karena aku tidak bisa mengobati rindu yang sudah bergelora.
Disanalah aku menunggumu namun tetap saja aku tidak bertemu.
Jangan sampai aku lupa caranya rindu dan
jangan sampai cintaku terbakar menjadi abu.
pelaku pekarya : Mahmud
Meski bukan sponsor
Kamu selalu ada untukku.
Kapanpun dan dimanapun aku mau.
Permintaanku selalu kau penuhi.
dan kamu tak pernah mengingkari janji.
Ketika bertemu kau tersenyum dan menyapaku.
Kamu selalu menjaga aku ketika bersamamu.
Terimakasih kamu selalu mengantarkanku pulang.
Bahkan ketika aku mau kemana-mana.
Kamu selalu ada untuku
Meski bukan sponsor
aku ucapkan padamu
Terimakasih grab
Pelaku pekarya : Mahmud
Kapanpun dan dimanapun aku mau.
Permintaanku selalu kau penuhi.
dan kamu tak pernah mengingkari janji.
Ketika bertemu kau tersenyum dan menyapaku.
Kamu selalu menjaga aku ketika bersamamu.
Terimakasih kamu selalu mengantarkanku pulang.
Bahkan ketika aku mau kemana-mana.
Kamu selalu ada untuku
Meski bukan sponsor
aku ucapkan padamu
Terimakasih grab
Pelaku pekarya : Mahmud
maafkan aku yang meragukanmu
Terimakasih sudah membuat aku menagisi diriku sendiri
yang tidak menyadari
bahwa ada seorang wanita yang mencintaiku tidak sebatas ucapan
tapi tindakanya yang berwujud menjadi cinta itu sendiri
maafkan aku
aku yang lancang mencintaimu
sebatas ucapan tindakanku belum cukup membuktikan aku mencintaimu
aku hanya laki-laki yang tidak bersyukur
karena aku tak sadar kalau aku ini salah
aku mengemis cinta darimu
namun aku tidak menyadari
betapa besar cinta yang kamu berikan padaku
terimakasih telah mencintaiku.
namun aku selalu mempertanyakan cintamu
itulah kebodohanku
maafkan aku telah meragukanmu.
terimalah maafku wahai bungaku.
Pelaku Pekarya : Mahmud
yang tidak menyadari
bahwa ada seorang wanita yang mencintaiku tidak sebatas ucapan
tapi tindakanya yang berwujud menjadi cinta itu sendiri
maafkan aku
aku yang lancang mencintaimu
sebatas ucapan tindakanku belum cukup membuktikan aku mencintaimu
aku hanya laki-laki yang tidak bersyukur
karena aku tak sadar kalau aku ini salah
aku mengemis cinta darimu
namun aku tidak menyadari
betapa besar cinta yang kamu berikan padaku
terimakasih telah mencintaiku.
namun aku selalu mempertanyakan cintamu
itulah kebodohanku
maafkan aku telah meragukanmu.
terimalah maafku wahai bungaku.
Pelaku Pekarya : Mahmud
menanti bersama Seno Gumira Ajidarma
Mereka telah pergi.
Kini aku sendiri.
Duduk di kantin menanti hadirmu disini.
Eh aku tidak sendiri.
Ternyata aku berdua.
Sedang berbincang denga Seno Gumira Ajidarma.
Bertemakan Sepotong senja.
Entah sampai kapan aku berbincang denganya.
Karena perbincangan ini hanya menunggu
seseorang datang menghampiriku.
Aku menunggumu bersama Seno Gumira Ajidarma.
Entah sampai kapan.
Mungkin sampai waktu menjemputku
atau mengusirku untuk pergi.
Pelaku Pekarya : Mahmud
Kini aku sendiri.
Duduk di kantin menanti hadirmu disini.
Eh aku tidak sendiri.
Ternyata aku berdua.
Sedang berbincang denga Seno Gumira Ajidarma.
Bertemakan Sepotong senja.
Entah sampai kapan aku berbincang denganya.
Karena perbincangan ini hanya menunggu
seseorang datang menghampiriku.
Aku menunggumu bersama Seno Gumira Ajidarma.
Entah sampai kapan.
Mungkin sampai waktu menjemputku
atau mengusirku untuk pergi.
Pelaku Pekarya : Mahmud
mengingat kembali rindu
Dulu aku sudah lupa bagaimana caranya rindu.
Namun kini aku mengingatnya kembali.
Entah darimana rindu itu berasal.
Rindu tiba-tiba menghampiriku begitu saja.
Apa salahku.
Kenapa aku bisa rindu.
Aku sudah tak mau itu.
Karena rindu itu menyiksaku.
Kamu tahu siapa yang aku rindukan.
Ya benar, kamu yang aku rindukan.
Bukan dia bukan siapa-siapa.
Kamu sudah tahu apa obat hati atau rindu.
Ya kamu tahu itu.
Obat hati atau rindu adalah bertemu.
Akan tetapi aku tak tahu bagaimana aku menemuimu.
Mungkin aku akan menunggu.
Sampai rasa rindu itu pergi
menghilang begitu saja.
Seperti rindu itu datang yang tiba-tiba menghampiriku.
Atau aku hanya bisa berdoa kepada Illahi
agar rindu itu terobati
atau hilang di telan tirani yang suci
Pelaku Pekarya : Mahmud
Namun kini aku mengingatnya kembali.
Entah darimana rindu itu berasal.
Rindu tiba-tiba menghampiriku begitu saja.
Apa salahku.
Kenapa aku bisa rindu.
Aku sudah tak mau itu.
Karena rindu itu menyiksaku.
Kamu tahu siapa yang aku rindukan.
Ya benar, kamu yang aku rindukan.
Bukan dia bukan siapa-siapa.
Kamu sudah tahu apa obat hati atau rindu.
Ya kamu tahu itu.
Obat hati atau rindu adalah bertemu.
Akan tetapi aku tak tahu bagaimana aku menemuimu.
Mungkin aku akan menunggu.
Sampai rasa rindu itu pergi
menghilang begitu saja.
Seperti rindu itu datang yang tiba-tiba menghampiriku.
Atau aku hanya bisa berdoa kepada Illahi
agar rindu itu terobati
atau hilang di telan tirani yang suci
Pelaku Pekarya : Mahmud
Tindakanku yang penuh harapan
Sepertinya aku hanya bisa mencintaimu dengan tindakan.
Dengan menanti dirimu kembali kepada pelukan.
Namumu yang aku doakan.
Bersama sholawat kepada Rosullallah yang aku lantunkan.
Itulah caraku menikmati rindu kepadamu.
Dengan bersolawat kepada Rosul mu.
Karena hanya dirimu.
Yang memintaku untuk bersolawat untuk menemani tidurmu.
Istimewanya kamu.
Menelponku dimalam hari.
Hanya meminta aku untuk bersolawat.
Agar kamu tidur dimalam itu.
Itulah istimewamu.
Sehingga aku cinta padamu.
Namun sampai saat ini aku tidak tahu.
Bagaimana perasaanmu padaku.
Entah sebagai kekasih atau sebatas kakakmu.
Akupun bingung.
Gugup bibir ini mengatakannya.
Hanya bisa berkata dalam hati.
Dan mendoakanmu secara sembunyi.
Dengan berharap kepada Illahi Robbi.
Ku berdoa Ya Allah aku mencintai hambamu ini.
Satukanlah aku dengan ikatan ibadah.
itulah jalan yang terbaik dalam risalah.
Karena aku ingin mendidik anak-anak ku nanti
Dengan cara mencari calon ibu yang solehah.
Pelaku pekarya : Mahmud
Dengan menanti dirimu kembali kepada pelukan.
Namumu yang aku doakan.
Bersama sholawat kepada Rosullallah yang aku lantunkan.
Itulah caraku menikmati rindu kepadamu.
Dengan bersolawat kepada Rosul mu.
Karena hanya dirimu.
Yang memintaku untuk bersolawat untuk menemani tidurmu.
Istimewanya kamu.
Menelponku dimalam hari.
Hanya meminta aku untuk bersolawat.
Agar kamu tidur dimalam itu.
Itulah istimewamu.
Sehingga aku cinta padamu.
Namun sampai saat ini aku tidak tahu.
Bagaimana perasaanmu padaku.
Entah sebagai kekasih atau sebatas kakakmu.
Akupun bingung.
Gugup bibir ini mengatakannya.
Hanya bisa berkata dalam hati.
Dan mendoakanmu secara sembunyi.
Dengan berharap kepada Illahi Robbi.
Ku berdoa Ya Allah aku mencintai hambamu ini.
Satukanlah aku dengan ikatan ibadah.
itulah jalan yang terbaik dalam risalah.
Karena aku ingin mendidik anak-anak ku nanti
Dengan cara mencari calon ibu yang solehah.
Pelaku pekarya : Mahmud
Sungguh indahnya mati.
Sungguh indahnya mati.
Aku ingin itu.
Kapankah aku merasakannya.
Aku ingin bertemu.
Denganmu yang kuanggap Engkau adalah kekasihku saat ini.
Kekasihku Engkau begitu mulia.
Engkaulah yang paling setia.
Engkau yang penuh kasih.
Harapanku penuh terhadapmu.
Engkau salelalu ada untukku.
Dimanapun
Kapanpun.
Aku menunggu. Semoga aku cepat dipertemukan denganmu.
Semoga aku bertemu denganmu.
Dalam keadaan cukup.
Kapanpun aku siap.
Aku akan tersenyum jika Engkau memanggilku.
Aku berharap dalam diam menyebut nama Mu.
Aku mencintai Mu, wahai Tuhanku Allah.
Pelaku pekarya : Mahmud
Aku ingin itu.
Kapankah aku merasakannya.
Aku ingin bertemu.
Denganmu yang kuanggap Engkau adalah kekasihku saat ini.
Kekasihku Engkau begitu mulia.
Engkaulah yang paling setia.
Engkau yang penuh kasih.
Harapanku penuh terhadapmu.
Engkau salelalu ada untukku.
Dimanapun
Kapanpun.
Aku menunggu. Semoga aku cepat dipertemukan denganmu.
Semoga aku bertemu denganmu.
Dalam keadaan cukup.
Kapanpun aku siap.
Aku akan tersenyum jika Engkau memanggilku.
Aku berharap dalam diam menyebut nama Mu.
Aku mencintai Mu, wahai Tuhanku Allah.
Pelaku pekarya : Mahmud
hati yang patah
jika hati itu patah
biarkanlah hati berkecambah
tumbuh besar berbunga dan berbuah
namun hati-hatilah dengan hati yang berbuah
karena buahnya bisa dipanen oleh siapa saja
jika
yang menjaga hati
hatinya telah patah
Pelaku pekarya : Mahmud
biarkanlah hati berkecambah
tumbuh besar berbunga dan berbuah
namun hati-hatilah dengan hati yang berbuah
karena buahnya bisa dipanen oleh siapa saja
jika
yang menjaga hati
hatinya telah patah
Pelaku pekarya : Mahmud
duri mawar
jangan memetik mawar orang lain
karena haram hukumnya
meski kamu sangat ingin
kamu harus izin kepada yang menanamnya.
petiklah mawar yang kamu tanam
namun hati-hatilah
saat memetiknya
karena berselimut duri disetiap tangkainya
jangan kamu runtuhkan duri disetiap tangkainya
bukan hanya aku yang akan tersakiti,
namun duri itu bisa menyakitimu dan,
merusak keindahan mawar
yang telah kamu petik itu.
pelaku pekarya : Mahmud
karena haram hukumnya
meski kamu sangat ingin
kamu harus izin kepada yang menanamnya.
petiklah mawar yang kamu tanam
namun hati-hatilah
saat memetiknya
karena berselimut duri disetiap tangkainya
jangan kamu runtuhkan duri disetiap tangkainya
bukan hanya aku yang akan tersakiti,
namun duri itu bisa menyakitimu dan,
merusak keindahan mawar
yang telah kamu petik itu.
pelaku pekarya : Mahmud
mimpi adalah puisi
aku lupa
bahwa ikan dalam mimpiku
belum aku bawa pulang.
ternyata memang benar
aku harus memandikan mayatku
sendiri
seperti yang tergambar dalam mimpiku.
lalu siapakah ular yang selalu mengejarku
dalam mimpi dimalam-malam
menjelang subuh.
Pelaku Pekarya : Mahmud
bahwa ikan dalam mimpiku
belum aku bawa pulang.
ternyata memang benar
aku harus memandikan mayatku
sendiri
seperti yang tergambar dalam mimpiku.
lalu siapakah ular yang selalu mengejarku
dalam mimpi dimalam-malam
menjelang subuh.
Pelaku Pekarya : Mahmud
Perempuan maya
melihat dirimu sungguh mempesona
kuhampiri dirimu dan
kuangkat tanganku untuk menyapa
lalu bertanya siapa namamu wahai aninda
ternyata tidak ada siapa-siapa di depanku
itu hanya imajinasiku saja
hanya ada dalam angan-angan
khayalan yang memberiku sebatas harapan
hanya itu wujudmu
yang menghantuiku
yaitu rasaku padamu
wahai cintaku maya
Pelaku pekarya : Mahmud
kuhampiri dirimu dan
kuangkat tanganku untuk menyapa
lalu bertanya siapa namamu wahai aninda
ternyata tidak ada siapa-siapa di depanku
itu hanya imajinasiku saja
hanya ada dalam angan-angan
khayalan yang memberiku sebatas harapan
hanya itu wujudmu
yang menghantuiku
yaitu rasaku padamu
wahai cintaku maya
Pelaku pekarya : Mahmud
RINJANI
Malam ini seperti malam-malam kemarin.
hampa dan maya.
Karena dirimu dan aku tidak kunjung berjumpa.
Malam ini terlihat ramai namun terasa sepi.
Karena tidak ada ocehan perempuan manis di sampingku kini.
dimanakah kamu Anzjani.
Aku rindu manjamu dan senandung solawatmu.
Yang biasa kamu untaikan diatas motorku.
Aku ingin mengatakan perasaanku padamu malam ini.
Aku RINDU ANZJANI
Itu rasaku.
Dalam tindakan rinduku padamu.
Aku bersolawat seperti yang kamu selalu untaikan di sampingku.
Anzjani aku rindu.
Bersama solawat Nabi aku menantimu.
hampa dan maya.
Karena dirimu dan aku tidak kunjung berjumpa.
Malam ini terlihat ramai namun terasa sepi.
Karena tidak ada ocehan perempuan manis di sampingku kini.
dimanakah kamu Anzjani.
Aku rindu manjamu dan senandung solawatmu.
Yang biasa kamu untaikan diatas motorku.
Aku ingin mengatakan perasaanku padamu malam ini.
Aku RINDU ANZJANI
Itu rasaku.
Dalam tindakan rinduku padamu.
Aku bersolawat seperti yang kamu selalu untaikan di sampingku.
Anzjani aku rindu.
Bersama solawat Nabi aku menantimu.
pelaku pekarya: Mahmud
Langganan:
Postingan (Atom)
PUSPA
Hati yang gelap adalah hati dimana di dalamnya tidak ada pemilik hati. Dalam hatiku ada 99 Asma-Nya yang terwujud. Namun masih ada celah ko...
-
Enak sekali kau berkata Tapi kau tak tahu apa-apa Yang kau lihat hanya di muka Tapi tak tahu bagaimana rasa Hey kawan jangan kau ...